Senin, 20 Februari 2017

Menjadi Pemuda Ideal


“Pemuda hari ini, pemimpin hari esok”. Itulah ungkapan yang seringkali kita dengar, ungkapan ini menjelaskan kepada kita bahwa pemuda menjadi harapan keluarga, lingkungan, bangsa, dan agamanya. Oleh karena itulah, suatu bangsa harus melahirkan pemuda – pemuda yang memiliki karakter yang unggul lagi sempurna.
Di dalam Al-Qur'an terdapat surat Al Kahfi yang salah satu kisah yang terdapat di dalamnya adalah tentang sikap sekelompok pemuda yang istiqamah dalam mempertahankan kebenaran, ini merupakan penghargaan Allah Swt kepada pemuda yang  berkualitas. Sementara itu, di dalam hadits-hadits tidak sedikit yang menegaskan tentang pentingnya memanfaatkan usia muda dengan baik dalam rangka mengabdi kepada Allah Swt. Disamping itu, Rasulullah Saw memiliki banyak sahabat yang lebih muda dari beliau, bahkan banyak yang jauh lebih muda seperti Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid, Arqam bin Abi Arqam dan sebagainya.
EMPAT KRITERIA
Islam memberi perhatian lebih kepada para pemuda, ditangan merekalah masa depan bangsa dan agama untuk itulah masa muda kita tidak boleh terlewat begitu saja untuk hal – hal yang tidak berguna. Untuk menjadi pemuda yang ideal diperlukan kriteria, setidaknya ada empat kriteria. Pertama,membiasakan beribadah kepada Allah SWT, dalam sebuah hadist menjelaskan bahwa ada 7 golongan manusia yang akan mendapat perlindungan Allah di saat tidak ada perlindungan kecuali dari-Nya. Salah satu diantaranya, -urutan kedua-, adalah pemuda yang tumbuh dan berkembang dengan mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Allah. Dalam bahasa hadits dikatakan, ‘syâbbun nasya-a fî ‘ibâdatillâh’. Sungguh luar biasa pemuda tersebut. Masa muda, sebagai periode emasnya, ia gunakan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah. Sungguh, amat beruntungnya seorang pemuda yang membiasakan beribadah kepada Allah SWT di masa muda sampai tuanya.
Kedua, wawasan yang luas, selain pemuda itu harus membiasakan beribadah, pemuda juga harus mempunyai wawasan yang luas. Bagaimana agar pemuda mempunyai wawasan yang luas? Tentunya dengan banyak membaca. Dengan membaca pemuda akan memiliki ilmu dan wawasan yang luas, baik yang menyangkut ilmu tentang masalah-masalah keagamaan maupun ilmu pengetahuan lainnya yang terkait kehidupan di dunia ini. Dengan ilmu dan wawasan yang luas, seorang pemuda akan berkembang ke arah yang positif. Dengan ilmu yang berkaitan dengan masalah keagamaan, manusia menjadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak, sedangkan dengan Ilmu dan teknologi membuat kehidupan bisa kita jalani dengan begitu mudah sehingga hal-hal yang dulunya lama dan jauh dijangkau, kini menjadi cepat dan dekat, sementara yang dulunya susah kini bisa diperoleh dengan mudah. Oleh karena itu menjadi kewajiban setiap pemuda untuk terus memperoleh ilmu yang sebanyak–banyaknya dan mengembangkan wawasan menjadi lebih luas.       
 Ketiga, keterampilan, memiliki keterampilan dalam berbagai bidang untuk dimanfaatkan dalam kebaikan dan kebenaran dalam upaya mencapai kemajuan diri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Oleh karena itu pada masa Rasulullah Saw, para sahabat telah menunjukkan kemampuan dan terampil dalam berbagai hal, ada yang terampil dalam berdagang, berperang, dan sebagainya yang semuanya itu tentu amat berguna. Kepada mereka yang memang terampil, Rasullah Saw sendiri tidak segan-segan memberi penghargaan dan amanah guna mengembangkan keterampilanya itu, maka ketika Usamah bin Zaid telah menunjukkan  keterampilannya yang luar biasa dalam berperang beliau tidak segan-segan untuk mengangkatnya menjadi panglima perang meskipun umurnya baru 17 tahun, sementara Mush'ab bin Umair yang terampil dalam dakwah ditugaskan beliau untuk berdakwah ke Yatsrib (Madinah) dan ketika ada sahabat  yang bertanya tentang bagaimana cara menanam pohon Kurma agar pohonnya besar dan buahnya banyak, beliau cukup mengatakan ''kamu lebih tahu tentang urusan duniamu''.
Pemuda yang terampil sangat dibutuhkan dan dinantikan kehadirannya. Oleh karena itu setiap pemuda harus berupaya memiliki keterampilan yang berguna bagi masa depan bangsa dan agama. Keempat, fisik dan psikis, memiliki jasmani yang sehat dan bugar, psikis yang baik karena itu jauhi begadang, merokok, minuman keras apalagi narkoba. Karena dapat membuat fisik dan psikis menjadi lemah dan akibatnya pemuda kehilangan masa depan yang cerah. Dengan hidup yang sehat pemuda akan dapat meraih masa depan yang cemerlang dan tentunya akan berguna bagi bangsa dan agama.
KENDALA YANG DIHADAPI
Kearah terwujudnya generasi yang cemerlang dan berkualitas, tentu saja semua pihak harus memiliki perhatian yang serius, para pemuda dan remaja harus berusaha mendidik dan membina dirinya ke arah yang lebih baik dan orang tua harus berusaha mendidik dan memberikan keteladanan yang baik kepada mereka. Manakala kepribadian generasi muda sudah terdidik dengan baik dan memiliki kepribadian yang islami, maka menjadi keharusan bagi dirinya untuk berjamaah dan bekerjasama dengan yang lain dalam rangka meningkatkan kualitas dan melibatkan dirinya dalam hal-hal yang terkait dengan urusan kaum muslimin, Allah Swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (QS 9:119).
            Namun yang juga perlu diingat dan diwaspadai adalah banyaknya kendala yang harus dihadapi, antara lain: Pertama, kurangnya perhatian para pendidik untuk memadukan ilmu pengetahuan dengan tarbiyyah (pembinaan) sehingga terjadi ilmu pengetahuan yang bebas nilai. Karena itu, Islamisasi ilmu pengetahuan bukan hanya terhadap ilmu sebagai teori, tapi juga terhadap orang yang mempelajari dan memiliki ilmu agar semakin berilmu, seorang muslim semakin bertaqwa kepada Allah swt. Kedua, mewabahnya  pola berpikir materialistis sehingga kehebatan dan kemajuan seseorang tidak diukur dari mulia dan tidak akhlaknya, tapi ukurannya adalah sejauhmana dia bisa menghasilkan uang dan barang yang banyak, ini berakibat pada semakin banyaknya orang yang hanya menyibukkan diri dalam lapangan hidup yang sifatnya duniawi. Kendala ini ditambah lagi dengan adanya krisis keteladanan dari generasi tua kepada generasi muda sehingga mereka semakin berat dalam menghadapi tantangan pembentukan diri yang berkualitas islami, apalagi dengan semakin banyak keluarga yang kurang memperhatikan pendidikan kepribadian terhadap generasi yang dihasilkannya.
Terlepas dari semakin terasa kesulitannya, para pemuda sangat dituntut untuk mempersiapkan dirinya guna menyongsong masa depan agama, bangsa dan negara yang cerah dan mempersiapkannya memerlukan perhatian dan kerjasama yang serius.

PENUTUP DAN KESIMPULAN
Menjadi pemuda yang ideal, sebagaimana yang tergambarkan di atas, memang bukan perkara yang mudah. Dalam rangka mencapainya, dibutuhkan proses yang panjang. Proses tersebut merupakan ‘eskalator’ menuju idealisme pemuda, dalam menyikapi realitas kehidupan dan menyongsong masa depan. Karenanya, dibutuhkan kebulatan tekad, akumulasi semangat, dan kerja keras, bukan sekadar ‘mimpi belaka yang nihil aksi’. Ketika pemuda telah berniat untuk menjadi sosok impian maka pada saat yang sama ia harus berikrar untuk terus berproses dalam rangka memperbaiki diri (khairan min amsihi).
Keempat hal tersebut sangatlah diperlukan oleh pemuda untuk membangun masa depan bangsa dan dunia ke arah yang lebih baik lagi, untuk itulah sudah saatnya para pemuda menunjukkan eksistensinya sebagai pemimpin di hari esok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar